Hidup di dunia hanya sekali, kita tidak akan pernah kembali lagi..
Kumpulan Foto Perjalanan Putri Herlina, semoga menginspirasimu untuk pantang menyerah!
Mereka tinggal di Panti Asuhan Sayap Ibu di Jogja, jika kalian mau membantu mereka bisa langsung ke sana, Panti 1 di Jl. Rajawali 3 Pringwulung Condongcatur Depok Sleman (selatan selokan mataram Gejayan)
atau
Panti 2 di Kadirojo III no. 153 RT07/02 Purwomartani, utara kampus Ukrim Kalasan Jogja. telpon di 0274-514068.
info dari Pimpinan Panti ibu Astiwi, bulan oktober 2013 ini mereka mendapat kiriman lagi 10 bayi terlantar yang dibuang orang tuanya. Masya Allah..
hanya ada dua pilihan: hidup sia-sia, atau memberikan yang terbaik untuk dunia!
Percayalah semua balasannya akan kita dapatkan hanya di akhirat sana...
berjuanglah meraih cita-cita... HIDUP yang BERMANFAAT!
Percayalah semua balasannya akan kita dapatkan hanya di akhirat sana...
berjuanglah meraih cita-cita... HIDUP yang BERMANFAAT!
Senin, 14 Oktober 2013
Tuhan Maha Sutradara
Siang
yang panas memeluk daun-daun yang saling bergesek, pohon-pohon rindang
di halaman panti asuhan itu saling merangkul, menyebarkan angin semilir
dengan suara yang lembut berbisik. Siang yang sunyi, saat sebagian
orang-orang bekerja, sebagian lain beristirahat melepas lelahnya.“sesuatu
yang kau anggap baik belum tentu baik di depan Tuhan, juga sesuatu yang
kau anggap buruk belum tentu buruk di depan-Nya. Karena Dialah
sutradara terhebat sesungguhnya..”
Jogjakarta..
“Aku
pengen pergi dari panti ini mas, sudah 24 tahun aku disini.. ingin
rasanya untuk segera bisa mandiri. Aku membayangkan punya suami yang
normal, walaupun kondisiku seperti ini, tapi ada gak ya yang bener-bener
serius sama aku. Apa aku gak tau diri ya mas kalo ngarepin jodohku
lelaki yang sempurna..
apa hidupku sampai tua hanya di panti ini ya mas, sendirian tiap hari di meja ini”
Pandangan Putri Herlina kosong ke depan, aku yang duduk di sampingnya berusaha jadi pendengar yang baik.
“ya banyakin berdoa aja Put, minta sama Allah langsung.. Dia yang punya pabrik jodoh. Dia kan yang bisa merubah segalanya..”
jawabku singkat.
hari berlalu..
SMS dari Putri masuk ke Hpku,
“Mas, kenal sama
orang ini enggak.. dia sering ke Panti nyari aku, semalem dia ngajak aku
keluar makan, ijin sama ibu panti diijinkan. Kami makan di luar, cuman
rasanya ada yang aneh aja..”
“sik, bentar Put.. aku carikan infonya” balasku
facebook dan google
bekerja sangat cepat di laptopku, berputar-putar dengan rumus algoritma
yang rumit, mencari jejak tiap huruf dan kata yang aku ketikkan. Sampai
akhirnya aku temukan..
aku menelepon Putri..
“ngawuuur to, wong dia itu sudah punya istri, ngapain juga masih ndeketin kamu gitu Put!”
“Hahh!! Ya mana aku tau masss! Orangnya baik gitu!” jawabnya.
“dah ah, cari yang lain.. hehe, jangan mau lagi kalo dia kontak kamu” tegasku.
Bulan berlalu..
Sekali waktu aku datang ke panti itu, aneh ketika kulihat Putri senyam senyum sendiri di depan laptop yang kami beri dulu.
“dapet cowok kayaknya nih!” tanyaku iseng
“mau tau aja mas!” jawabnya ketus..
hehe, begitulah
Putri Herlina, emosinya kadang gampang berubah kalo kenyamanannya
terganggu. Kuperhatikan eksepresinya di depan laptop, jari-jari kakinya
lincah mengetik tombol demi tombol..
lain hari baru dia bercerita, kusiapkan kupingku untuk menampungnya.
“dia bule mas,
tinggal di Kanada. Kami kenal di facebook, dia serius mas mau ke
Indonesia, dia mau nglamar aku.. dia sering banget muji-muji aku ‘Putri
kamu itu hebat, kamu amazing, aku suka sama kamu’. Mungkin ini jalanku
mas untuk bisa pergi dari panti ini, aku benar-benar ingin mandiri,
pergi jauh walaupun ke luar negeri..”
wajahnya lumayan sumringah ketika bercerita ini, seperti ada secercah harapan yang sangat dia tunggu
aku nanggapinya santai.. selow.. woless..
“haiyah, kamu nikah
sama bule terus tinggal di luar negeri terus gitu, nggayaaa gak mau
lagi tinggal di Jogja. Ngartisss kamu Put!”
“ah mas mbok aku
didukung gitu lho! Masak aku dapet cowok gak bener lagi kayak pacarku
SMA dulu. Udah manjanya minta ampun, tiap bajunya kotor aja aku yang
nyuciin.. gak peduli kalo aku gak punya tangan, pakaian kotor malah
dikasihin ke aku, minta dicuciin terus!” ucapnya sewot sambil bibirnya
monyong-monyong ketika nerocos…
hahaha..
“terus kamu cuciin bajunya?”
“iya laaah.. ku injek-injek pake sabun, kuremet-remet pakai kaki!”
beberapa penghuni
panti asuhan itu berlari-lari di sekitar kami, mereka anak-anak difabel
yang dibuang orang tuanya. Sebagian dengan cacat di tubuhnya mereka
bisa beraktivitas, sebagian lagi hanya di tempat tidur sepanjang hari,
dengan tubuh kaku tidak mampu bergerak. Gerakan bola matanya yang
menandakan ada kehidupan di tubuh mereka.
Disanalah Putri menghabiskan waktu bersama adik-adiknya..
----------------------
Putri Herlina…
kekurangannya adalah keajaiban Tuhan yang luar biasa, sebuah pesan yang
terus aku terjemahkan dan memberi inspirasi pada banyak orang.
Bu Naryo yang merawatnya sejak kecil di panti itu, dengan kasih sayang walaupun bukan anak kandungnya sendiri.
Dia lahir tanpa
tangan, ditinggal begitu saja di rumah sakit oleh orang tuanya, mungkin
mereka malu dengan kondisinya, tidak pula jelas asal-usul ayahnya.
Tuhan terus
mengujinya, seseorang mengambilnya.. bukan untuk di rawat, bayi mungil
tanpa tangan itu diletakkan di dalam kardus, diletakkan di pinggir jalan
untuk mengumpulkan uang belas kasihan..
Tuhan terus
menempanya, dalam kondisi ketika masih bayi pun telah memancarkan
kelebihan dan menggerakkan hati orang untuk menoleh padanya.
Di jalanan dia pernah tertidur, beralas kardus, berselimut debu dan panas cahaya matahari..
Sampai
panti asuhan ini menyelamatkannya dari jalanan, dirawat bu Naryo dan
pak Naryo selaku pengelola panti tersebut. Dia tumbuh menjadi anak yang
tidak berbeda dengan lainnya, lincah dengan kedua kakinya. Menulis,
makan, memakai baju, Putri kecil melakukannya sendiri.
Ketika
SD sampai SMA, dia tidak mau diperlakukan istimewa, dia tidak mau
disiapkan meja khusus, cukup sebuah kursi tambahan disampingnya sebagai
alas buku ketika dia mengangkat kakinya, menorehkan tinta dan goresan
pensil sebagai bukti perjuangan hidupnya…
Sekali
waktu Putri main ke rumahku, ketika sholat berjamaah dengan ibuku
dengan lincah kakinya memasang mukena ke seluruh tubuhnya, usai sholat
kedua kakinya melipat rapih mukena itu, ditarik kedua ujungnya, menekuk
di kedua sisi, melipat bagian tengah tiga kali, dan mukena itu rapi
kembali…
Aku dan ibuku bengong melihatnya.
Ketika dia SMP dan SMA, memakai baju hingga jilbab dilakukannya sendiri, Tuhan memberikannya kekuatan dan kelenturan di jarinya.
Pernah aku bertanya padanya,
“kamu kalo lagi jalan keluar malu gak Put dilihat orang-orang?”
“kadang
risih sih mas dilihatin, tapi gimana lagi emang kondisiku begini. Allah
pasti memberikan kelebihan untukku dibalik kekuranganku. Dulu waktu aku
masih jaga di Panti 1 di Gejayan, kalo aku mau pulang ke Panti 2 di
Kalasan aku naik bis trans Jogja, cuek aja jalan sendiri, pas di bus
ngambil ongkos ya aku buka tasku pakai kaki, pada ngeliatin gakpapa,
yang penting aku tunjukin kalo aku bisa..”
ketika
tulisan di blogku tentang Putri Herlina dibaca banyak orang, beberapa
media datang ke panti itu meliput aktivitasnya. Seperti bola salju,
Putri Herlina yang dulu tidak dikenal, sekarang muncul di beberapa acara
TV. Dia juga mendapat penghargaan salah satu wanita inspiratif dalam
sebuah award.
SMSnya pernah masuk kepadaku,
“makasih ya mas, aku dah ngrasain naik pesawat.. ini sedang di Jakarta buat shooting acara TV”
aku tersenyum haru, pasti pramugari dengan senang hati membantu memasangkan sabuk pengamannya.
Lama
tidak bertemu, aku datang ke panti lagi hari itu. Biasanya Putri
sendirian duduk di meja sudut sana, menanti tamu-tamu yang datang
berkunjung, ditemani laptop mungilnya. Dia tidak ada..
Panti
sedang gaduh, beberapa anak menangis, yang lain berlarian tak
beraturan. Berteriak dengan makanan yang belepotan di mulutnya. Mereka
memang butuh perhatian ekstra dibanding anak lainnya. Putri yang
ditakuti mereka, jika dia sudah ikut berteriak, anak-anak itu akan
diam..
“mbak Putri marah…” bisik mereka
aku
datang disaat tidak tepat, kondisi Putri yang sedang labil tidak
mengenakkanku. Obrolan kami hampa, dan dia seperti di puncak
kejenuhannya.
Kehadiranku tidak meredakan amarah dan kegalauannya.
Sebelum pulang aku hanya berpesan padanya,
“Jangan
tinggalin sholat Put, teruslah berdoa.. Allah yang akan mengatur
rencana berikutnya untukmu.. jangan pernah berhenti berdoa”
senja
menjelang ketika aku pulang, karena kesibukan enam bulan aku tidak
datang ke panti asuhan itu. Waktupun terus berlalu, berputar, berjalan
setiap hari bersama ketetapan-ketetapan Tuhan..
--------------------------
Lebaran baru saja berlalu, makanan masih menumpuk dan tersisa di meja. Suara motor berhenti di depan rumahku sore itu.
Aaah.. mbak Sumi pengasuh panti, dengan tersenyum Putri turun dari boncengannya.
“ibuuuu..” katanya sambil mencium ibuku. Keakraban mereka sudah sejak dulu.
Wajahnya cerah, sudah tidak suntuk seperti beberapa bulan lalu aku melihatnya.
“tumben Put, sekarang prengas-prenges terus.. jadi apa mau ke Kanada? Haaaa” tanyaku
“ih
mas! Gak jadi sama dia! Aku mau nikah mas.. namanya Reza, anak Jogja
kok. Dia dah punya usaha sendiri, dia juga gitaris band, coba mas lihat
videonya di Youtube” jawabnya.
“woooww! Tumben kamu langsung luluh sama cowok Put, kelihatan nih aura wajahmu bahagia gitu.. tajir po anaknya!” godaku
“dia
tuh rutin datang ke panti mas, dia pernah baca tulisan mas Saptu, aku
juga gak tau dulu keluarganya seperti apa. Yang jelas dia perhatian
banget dan mau menerima kondisiku. Anaknya juga sederhana, pakai mobil
tua gitu mas yang gak bisa dibuka kacanya. Kalo ke mall pas ambil tiket
parkir dia harus mbuka pintunya.. hehe”
mmmm…
sepertinya ini memang Jodoh yang Allah atur untuk Putri, dia bercerita
mantap tentang Reza, tanpa keraguan, tanpa kebimbangan… kalo jodoh,
orang memang akan bangga bercerita tentang pasangannya, semua
kekurangannya adalah keajaiban untuknya.
Lain
hari bu Naryo mengabariku, Reza adalah anak dari keluarga terhormat.
Putra salah seorang petinggi Bank Indonesia, Deputi Gubernur jabatan
terakhirnya. Aku bayangkan, keluarga itu memiliki hati yang luar biasa
luasnya dengan menerima Putri Herlina dalam keluarga terhormat mereka.
Bagi
Allah, sangat mudah membolak-balikan hati seseorang, melunakkan hati
sekeras apapun, jika Allah sudah berkehendak.. Kun Fa Yakun begitu
mudahnya skenario cantik dan indah terjadi di depan mata.
Apapun kondisinya…
Apapun halangannya…
Akan sangat mudah bagiNya.
titik!
--------------------
Jogjakarta, 13 Oktober 2013
Aku
tercenung di depan pintu masuk gedung, sebuah foto Prewedding itu
bercerita penuh makna, kisah panjang anak-anak manusia yang hidup dengan
perjuangannya. Pengantin lelaki tegap disamping, memegang “tangan”
pengantin wanita yang hanya tampak dalam pandangan mata hatinya.
Ruangan di Balai
Sinta itu penuh haru, ketika Reza Somantri dengan tegas mengucapkan
ikrarnya, menerima Putri Herlina secara sah menjadi istrinya.
Banjir airmata dari
para tamu yang hadir, ibunda Reza tak henti-henti mengusap matanya,
tamu yang hadir, seorang bapak di sudut dengan sapu tangan di wajahnya.
Tak terkecuali kameramen dan fotografer dengan mata berkaca-kaca yang
mengabadikan moment itu dengan penuh takjub tak berkesudahan.
Hari ini Allah
membuktikan janjinya, derajat seseorang yang lahir di dunia dengan
segala keterbatasan dan kekurangan diangkat tinggi di depan manusia
lainnya. Kisahnya menginspirasi banyak orang yang lahir dengan sempurna,
dengan limpahan harta dan kasih sayang orang tuanya.
Ketika prosesi
sungkeman, ibunda Reza memeluk anaknya begitu lama, dengan terbata-bata
seperti tak berkesudahan, menjadi pemandangan yang sangat mengharukan,
seperti berkata:
“wahai anakku,
engkaulah lelaki itu.. engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani
wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri,
berjalan disampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala
tak berkesudahan hingga akhir hayatmu..”
ketika aku memotret ini, suara isak tangis ibu-ibu disamping kanan kiriku tak terhenti.
Putri tertunduk haru di sampingnya, dan aku tau bagaimana perasaannya.. dia telah terlatih sejak kecil menghadapinya.
Usai sungkeman,
adik-adik panti diundang semua di depan, berjejer menghadap ke
pelaminan. Keluarga Reza memberikan tas penuh alat sekolah untuk mereka
satu-satu. Putri dan Reza berjalan mendekati mereka, satu-satu mereka
menyalami Putri, memegang tangan mungil yang ada di pundak Putri. Mereka
melepas kakak yang selama ini menemani mereka, kakak yang hidup bersama
mereka belasan tahun, menghadapi bersama-sama takdir mereka, lahir
dengan hidup terbuang tanpa keluarga dan orang tua.
Usai acara itu,
Reza menuntun istrinya kembali ke pelaminan. Dengan tegar mereka
melangkah berdua, siap bersama menghadapi dunia. Satu persatu tamu
memberikan selamat, beberapa orang menepuk pundak Reza, dan menyatukan
tangannya di dada ketika di depan Putri Herlina, seolah memberikan
penghormatan yang tinggi pada kisah mereka.
Saatku memberikan ucapan selamat, kubisikkan di telinga bu Naryo yang ada disamping kiri pelaminan,
“Surga kagem panjenengan bu, tugas ibu merawatnya sejak kecil hingga menikahkannya usai sudah.. pahala luar biasa untuk ibu”
Tanganku digenggam
erat bu Naryo, matanya berkaca-kaca.. sungguh keikhlasan seorang wanita
yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak titipan Allah yang terbuang
dan terlupakan.
Malam ini berakhir
cemerlang, bintang-bintang di langit Jogja bertebaran. Para tamu pulang
dengan ribuan kesan di hatinya. Mereka tidak bisa menyalami mempelai
wanita, tapi Putri Herlina menyentuh lembut hati mereka semua.
---------------------
Allah yang Maha
Penyayang seperti mengirim sebuah pesan lewat kisah ini, jangan pernah
berputus asa pada rahmat-Nya. Dialah yang berkuasa atas segalanya,
Dialah sang Maha Pengatur hidup seluruh umatnya.. Dia sang Maha
Sutradara..
Bagi yang nyaris
putus asa, disakiti orang yang dicintai, itulah bukti rahmat Allah
padamu, Dia mengirim pesan bawah orang itu bukan yang terbaik untukmu.
Allah yang akan mengirimkan penggantinya.. seseorang yang jauh lebih
baik untukmu. Jemputlah dan dekatkan dengan doa yang tak pernah putus,
ibadah yang tak pernah lalai.. dekati terus Allah yang Maha Mengatur..
Bagi yang sudah
menikah belum dikaruniai anak, teruslah berdoa tiada putus. Dialah sang
pemilik pabrik anak keturunan, bukan dokter kandungan. Allah lah yang
mengatur kehadiran anak-anak manusia lewat waktu terbaik yang
ditentukannya. Tiap keluarga punya takdir sendiri, waktu terbaik Allah
yang tahu dan memiliki..
Bagi yang punya
masalah tak berkesudahan, coba interopeksi.. jangan-jangan engkau punya
masalah dengan Dia Pemilik Kemudahan. Sholat sering bolong, atau gak
pernah tepat waktu, durhaka pada orang tua, gak mau sedekah. Berubahlah,
agar Allah yang akan datang membereskan masalahmu dari jalan yang tidak
disangka-sangka. Ketika engkau punya masalah, selama yang kau cari
solusi maka akan capek sendiri. Carilah Allah yang Maha Pemilik Solusi,
dekati dia, maka dia akan hadirkan solusi-solusi dari masalahmu..
Dialah Sang Maha
Sutradara, yang mengatur setiap pertemuan manusia menjadi sebuah hikmah
yang luar biasa. Aku pun tak menyangka, pertemuan pertamaku dengan Putri
Herlina 9 Juni 2011 lalu menjadi inspirasiku menggerakkan
#SedekahRombongan melalui blog ini. Dari pertemuan sederhana siang itu,
SedekahRombongan.com membesar hingga menyalurkan 14,3 Milyar kepada 6200
lebih duafa sakit. Allah lah yang menggerakkan, mengatur
keajaiban-keajaiban, dari sebuah pertemuan sederhana, menjadi sebuah
gerakan besar yang menyembuhkan banyak orang…
Masak kita masih tidak percaya? Bahwa Dialah sang Maha Sutradara yang selama ini kita lupakan..
--------------------
Siang ini
pohon-pohon di halaman panti itu terus bergesekan bersama angin,
suaranya berdesir menyapa siapapun yang berdiri dibawahnya, memberikan
semilir angin yang menyejukan hati ditengah udara panas yang melintas.
Daun-daun itupun menjadi saksi, satu penghuni panti telah pergi…
dia yang dulu bermain-main dibawah rimbunnya, sekarang menjalani takdir baru hadiah terindah dari Tuhannya…
Diketik di Jogja, dibaca dimana sadja..
14 Oktober 2013
14 Oktober 2013
Kumpulan Foto Perjalanan Putri Herlina, semoga menginspirasimu untuk pantang menyerah!
Mereka tinggal di Panti Asuhan Sayap Ibu di Jogja, jika kalian mau membantu mereka bisa langsung ke sana, Panti 1 di Jl. Rajawali 3 Pringwulung Condongcatur Depok Sleman (selatan selokan mataram Gejayan)
atau
Panti 2 di Kadirojo III no. 153 RT07/02 Purwomartani, utara kampus Ukrim Kalasan Jogja. telpon di 0274-514068.
info dari Pimpinan Panti ibu Astiwi, bulan oktober 2013 ini mereka mendapat kiriman lagi 10 bayi terlantar yang dibuang orang tuanya. Masya Allah..
![]() |
Putri kecil, membantu menyapu halaman |
Putri belajar menulis pakai kaki |
Putri menyikat gigi sendiri |
Sejak SMP sudah mandiri
|
Bu Naryo yang sejak kecil merawat Putri |
sehari-hari di Panri Asuhan di bagian administrasi |
Disini dia dibesarkan dan mengabdikan diri untuk adik-adiknya |
Happy ending sebuah perjalanan... |
Sumber: saptuari.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar